Wednesday, March 31, 2021

Revolusiku Tahun 2021 adalah Lulus Kuliah

Keinginan terbesar bagi seorang mahasiswa hanya satu yaitu lulus dengan nilai mengagumkan. Yah lulus kuliah adalah revolusi terbesarnya. Mau dia mahasiswa tingkat diploma, sarjana maupun pascasarjana. Begitupun denganku. Sebagai mahasiswa pascasarjana di sebuah perguruan tinggi negeri, aku harus menyelesaikan studi dengan segera. Aku adalah mahasiswa yang mulai kuliah pada bulan Agustus 2019. Saat semester satu aku masih mengikuti kuliah offline, namun mulai Maret 2020, kalau tidak salah saat pertengahan semester dua, kami semua beralih menjadi kuliah online. Yup... gara-gara pandemi ini. Rasanya semua mahasiswa yang mulai kuliah di tahun 2019 mulai bisa merasakan bedanya kuliah offline dan online, baik dari segi teknis perkuliahan, praktikum, tugas, ujian UTS maupun UAS, maupun ujian proposal hingga penelitian. Semuanya berbeda.
Saat kuliah offline kami masih bisa rebutan kursi yang paling pinggir karena dekat dengan AC, saat ujian juga kami masih sibuk nulis jawaban UTS di kertas, saat mengerjakan tugas kelompok bisa dibarengi dengan makan mie ayam di kantin, wah jadi kangen dengan kuliah offline . Namun saat pandemi melanda, semua dilakukan dengan online, kuliah dengan zoom atau google meet, mengerjakan tugas dan ujian via email atau google form dan lain-lain. Semuanya dilakukan dengan dua senjata yaitu laptop dan sinyal internet. Kalau sinyal internet sepertinya bukan kendala lagi bagi mahasiswa, karena saat pandemi tiap mahasiswa mendapat jatah kuota internet dari pemerintah, dan kuota ini dapat disesuaikan dengan jenis profider yang dimiliki. Jadi mahasiswa tinggal mengupdate nomor hp masing-masing di akun perguruan tinggi masing-masing. Yeeey seneng sekali.. Terima kasih Pak Jokowi dan Mas Mentri .
Senjataku berikutnya adalah laptop. Kuliah menggunakan zoom atau google meet pasti lebih baik menggunakan laptop daripada smartphone. Terutama saat presentasi tugas, saat ujian proposal, ujian skripsi, ujian lisan, sidang komprehensif dan lain. Apalagi kalau harus menggunakan background tertentu, tentu saja laptop lebih mumpuni untuk memilih background yang ada. Yang berikutnya adalah kecepatan. Hal ini juga penting banget, terutama saat ujian komprehensif. Jika saat ujian komprehensif, tiba-tiba pembimbing atau penguji meminta membuka data mentah yang digunakan atau foto asli saat penelitian, namun laptop lemot dan lama loadingnya, tentu saja akan mempengaruhi performa mahasiswa belum lagi mahasiswa panik dan membuat down. Ah jadi ingat ujian proposalku kemaren. Andai saja punya laptop yang performa bagus sehingga kecepatan loadingnya ngebut pasti keren presentasiku. Setelah ujian proposal kemaren, beberapa teman menyarankan untuk menambah SSD di laptop. Apa itu SSD? SSD adalah Solid state drive yaitu drive yang bisa menambah performa dari laptop, istilahnya biar loadingnya kenceng dan ngebut. Beberapa laptop terbaru menggunakan SSD ini di drive nya contohnya ASUS ZenBook Flip S (UX371) memiliki storage 1 TB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD. Istilahnya laptop jenis ini merupakan komputer masa kini. Lihatlah tampilannya. Keren banget kan? . Bisa muter 360 derajat lagi, keren banget.
Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern. PC modern juga dilengkapi dengan pena digital yang memiliki banyak manfaat. Sentuhan khas tercipta saat Anda membuat sketsa atau coretan pada dokumen dengan pena digital. Penelitian juga menemukan adanya peningkatan kinerja hingga 38% pada pelajar ketika mereka menggunakan pena digital untuk mengerjakan soal-soal sains. Tidak semua ide berupa kalimat, kini saatnya untuk tuangkan inspirasi segera dalam sketsa atau coretan pena digital di PC modern.
Laptop ini dilengkapi juga dengan pena digital. Yup pena yang bisa langsung konek ke laptop. Wah seru kalau ujian pakai laptop itu. Saat ujian komprehensif, ujian tesis, maupun ujian tertutup offline umumnya dilaksanakan di ruangan tertutup yang dilangkapi whiteboard di dalamnya. Hal ini akan memudahkan mahasiswa menjelaskan jawaban pertanyaan penguji dengan cara menggambar, menulis rumus atau menulis angka atau yang lain-lain. Namun saat ujian online hal itu akan sulit dilakukan, terutama untuk menggambar dan menulis rumus. Dengan pena digital dalam ZenBook Flip S (UX371) gambar maupun rumus yang cukup rumit kalau diketik. Apalagi untuk mahasiswa design atau pekerja yang sehari-hari membuat design seperti ilustrator, arsitek, komikus, atau fotografer. Penggunaan SSD dan pena digital dalam laptop ini membuat hidup lebih mudah bukan?
Laptop ini juga memiliki sertifikasi dari TÜV Rheinland untuk flicker free dan low blue light. ZenBook Flip S (UX371) memiliki layar yang minim emisi gelombang cahaya biru dan tidak menghasilkan efek flicker. Layar ZenBook Flip S (UX371) tidak akan membuat mata penggunanya cepat lelah dan terpapar gelombang cahaya biru yang berlebihan sehingga dapat menjaga kesehatan mata dalam jangka panjang. Tahu sendiri kalau selama kuliah online ini hampir sebagian waktu kita dihabiskan di depan layar laptop. Kalau laptopnya memiliki emisi gelombang cahaya yang rendah tentu saja akan membuat mata kita tidak cepat lelah. Dengan performa ZenBook Flip S (UX371) yang maksimal akan membuat hidup lebih mudah dan membuat resolusi tahun 2021 lebih cepat tercapai. Semoga resolusiku tahun 2021 dan teman-teman pembaca tercapai aamiin aamiin aamiin.

Tuesday, August 4, 2020

Tani Masa Kini

Jika mendengar kata “pertanian”, orang akan langsung membayangkan tentang sawah, cangkul, petani, kucel dan kotor. Yah..itulah yang diidentikan masyarakat dengan pertanian. Namun istilah seperti itu perlahan-lahan akan memudar seiring dengan berjalannya waktu. Terutama setelah beberapa orang yang berhasil dalam bidang pertanian. Sebut saja Sandi Okta. Petani milenial yang mempunyai omset sekitar 500 juta per bulan. Ada lagi Shofyan Adi Cahyono, salah satu Duta Petani Milenial asal Semarang yang meraup omzet 60 juta rupiah dengan produk organiknya. Atau petani muda asal Kudus Jawa Tengah, Stevanus Rangga yang  berhasil menanam buah belon tanpa pestisida dengan teknologi hidroponik.


Keberhasilan Sandi Okta, Shofyan Adi Cahyono maupun Stevanus Rangga memang tidaklah instan. Sandi Okta misalnya. Ia sudah mulai merintis usaha sejak kuliah semester 5 di Fakultas Pertanian IPB. Jatuh bangun dia lewati. Dari berhasil hingga ditipu juga pernah ia jalani. Namun ia pantang menyerah. Dia menggeluti bisnis pertanian sejak 2015 silam bekerjasama kecil-kecilan dengan fast food. Sampai saat ini mengelola 25 klien hotel-hotel memasok hasil pertanian di wilayah Bogor. Segmennya modern market. Ada 141 item holtikutura yang dihasilkan di antaranya tomat, buncis, cabai dan kembang kol. Sandi kini membina 385 petani dan pengelolaan lahan seluas 120 hektare tersebar di berbagai wilayah dengan omset sekitar Rp 500 juta per bulan. Bahkan, Sandi juga tengah bersiap diri untuk memenuhi permitaan komoditi sayuran di antaranya jengkol dan daun singkong diekspor ke Dubai. Nama Sandi Okta kian terkenal sejak dinobatkan sebagai salah satu ‘Duta Petani Milenial’ oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) di Kementerian Pertanian.



Lain lagi dengan Shofyan Adi Cahyono, salah satu Duta Petani Milenial asal Semarang. Ia memulai bisnis sejak usia belasan tahun. Ia juga mengalami jatuh bangun dalam bisnisnya. Sekarang Shofyan merupakan Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda dan pendiri P.O Sayur Organik Merbabu (SOM) sekaligus Konsultan pertanian. Dia juga menjadi fasilitator dan Asesor pertanian Organik di Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian Organik (LSPPO) Jakarta. Shofyan memulai bisnis menjual sayur organik sejak 2014. Kini P.O Sayur Organik Merbabu (SOM) yang digagasnya sudah memasarkan 50 jenis sayuran organik kesejumlah daerah di pulau Jawa hingga Kalimantan bahkan sampai ke negara Singapura dengan omzet mencapai Rp60 juta sebulan.


Selanjutnya Stevanus Rangga, petani muda asal Kabupaten Kudus yang mendirikan Laguna Green House. Rangga berhasil menanam buah melon tanpa pestisida  dengan sistem hidroponik. Lokasi kebunnya di Jalan Lingkar Barat Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Konsep pertanian melon yang dia pakai adalah sistem hidroponik sehingga 100 persen hasilnya tergantung dengan komposisi pupuk yang diberikan. Pemberian pupuk  sesuai kebutuhan tanaman. Terbukti hasil buah melon yang dihasilkan adalah buah yang premium serta sehat untuk dikonsumsi lantaran minim kandungan pestisidanya. Melon yang ditanam memiliki berbagai varian jenis yaitu melon Jepang, melon Eropa, melon China, dan melon Jawa dengan masa panen bervariasi. Rangga menggunakan media instagram @lagunagreenhouse untuk memasarkan produknya maupun untuk berkunjung ke kebun. Saat ini pasar nya adalah kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya maupun Semarang bahkan sampai Singapura.


Ketiga contoh petani milenial diatas tidak terlepas dari peran Kementrian Pertanian. Kementrian menggagas Duta Petani Milenial untuk mengajak kaum milenial Indonesia tidak gengsi untuk terjun ke dunia pertanian. Hal ini dikarenakan peluang usaha untuk ekspor produk pertanian sangat menjanjikan. Kementan menargetkan mencetak 1 juta petani milenial setiap tahun. Jumlah petani milenial sekarang kurang dari 1.000, sehingga memerlukan usaha yang sangat besar untuk merealisasikannya.

Salah satu kebijakan untuk mendukung petani milenial adalah mengubah Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan). Perubahan berhubungan dengan kurikulum yaitu awalnya kurikulum berisi  60 persen teori sekarang kurikulum didominasi 70 persen praktik. Polbangtan juga mendorong mahasiswanya menjadi petani milenial dengan memberikan  bantuan modal sekitar 15-30 juta rupiah bagi mahasiswa yang tertarik menjadi agropreneur. 

Kebijakan program yang lain yaitu pemberian bantuan berupa benih atau bantuan ternak serta alsintan kepada kelompok tani milenial. Sebelum mendapatkan bantuan, kelompok tani milenial terlebih dahulu diberikan pembekalan sesuai dengan bidang pertanian yang ditekuninya. Kebijakan lainnya adalah merangkul santri untuk membangun pertanian melalui kegiatan bertajuk Santri Tani Milenial. Program santri tani milenial oleh Kementan sangat baik untuk menambah semangat regenerasi petani sekaligus membangun kemandirian pertanian berbasis pesantren.


Program duta tani milenial dan santri tani milenial yang digagas oleh Kementrian Pertanian ini diharapkan mampu membuat generasi muda tidak malu lagi jika terjun di dunia pertanian, karena petani sekarang tidak identik lagi dengan kucel dan kotor lagi. Bahkan adanya Duta Petani Milenial tersebut memberikan contoh nyata kepada masyarakat untuk tidak memandang sebelah mata sektor pertanian karena memberikan manfaat baik dari segi sosial, ekonomi serta kesehatan.

Lantas apa yang terjadi dengan sektor pertanian saat wabah Covid 19 ini melanda dunia? Justru sektor pertanianlah yang menjadi salah satu sektor yang akan bertahan dalam pandemi ini karena pangan merupakan kebutuhan pokok hidup manusia. Hanya saja perlu beberapa adaptasi bagi pelaku usaha bidang pertanian. Beberapa proses adaptasi tersebut antara lain merubah sistem pemasaran menjadi sistem online. Salah satu aplikasi online bidang pertanian yaitu RegoPantes via Website, Android, iOS dengan wilayah antar yaitu Jabodetabek. RegoPantes adalah platform e-commerce di mana konsumen bisa belanja sayur, buah, beras, bumbu dapur, hingga produk jadi seperti jus. Uniknya, RegoPantes juga mempromosikan profil petani lokalnya, sehingga ahu dari petani mana kamu membeli sayur dan buah di RegoPantes. Selain itu ada juga aplikasi lain seperti Sayurbox, Brambang, Kecipir, Tanihub, Tukangsayur.co, Carisayur, Nyayur dan lain-lain. Aplikasi tersebut dapat dengan mudah didownload via HP sehingga memudahkan onsumen untuk membeli. Begitu juga petani, memudahkan untuk menjualkan hasil produknya secara online tanpa harus bertatap muka dengan pembeli.

                                           
 


Proses adaptasi berikutnya adalah selalu mengupgrade diri dengan mengikuti pelatihan maupun belajar dari pengalaman orang lain. Beruntung selama pandemi ini banyak sekali webinar online yang dapat diikuti secara gratis dengan menggunakan HP atau laptop. Beberapa webinar yang dimaksud adalah webinar pembuatan pupuk hayati, pembuatan pupuk organik, hidroponik, kultur jaringan, kiat sukses berbisnis jamur dan lain-lain. Webinar ini umumnya diselengarakan oleh Kementrian Pertanian, Perguruan Tinggi, maupun instansi lain bertujuan untuk memberikan pembelajaran bagi petani maupun masyarakat untuk dapat meningkatkan skill pertanian maupun berbisnis pertanian selama pandemi ini. Dengan demikian pelaku usaha pertanian dapat bertahan serta dapat meningkat kesejahteraannya selama pandemi ini.

Sumber:

https://agrohort.ipb.ac.id/index.php/3510-sandi-octa-susila-pemuda-26-tahun-penghasilan-pertaniannya-rp-500-juta-per-bulan

https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3746

https://www.tribunnews.com/regional/2020/07/02/petani-melon-di-kudus-bikin-ganjar-terpukau

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4229521/petani-milenial-beromzet-rp60-juta-mentan-sektor-pertanian-beradaptasi-dengan-teknologi-40